Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Haidar Alwi Ungkap Sejumlah Alasan Kenaikan Anggaran Polri Tidak Perlu Dipermasalahkan.

Gambar
  Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, kenaikan anggaran Polri sebesar 7,84 persen dari Rp 117,41 triliun menjadi Rp 126,62 triliun dalam RAPBN 2025 tidak perlu dipermasalahkan. Sebab, hal itu sudah melalui mekanisme yang sah dengan persetujuan DPR berdasarkan perhitungan dan rincian kebutuhan yang jelas. "Perhitungan dan rincian kebutuhannya jelas. Sebelum disetujui, terlebih dahulu sudah dibahas bersama DPR. Jadi, kenaikan anggaran Polri tidak perlu dipermasalahkan," kata R Haidar Alwi, Selasa (17/9/2024). Kenaikan anggaran tersebut akan mendukung optimalisasi pelaksanaan fungsi dan tugas pokok Polri dalam penegakan hukum dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. "Tidak masuk akal bila Polri dituntut bekerja maksimal dengan anggaran yang minimal. Perbaikan kinerja harus didukung dengan anggaran yang memadai," sambung R Haidar Alwi. Sejauh ini, anggaran yang diamanahkan kepada Polri berhasil dibayar lunas dengan kinerja yang sangat baik...

Haidar Alwi Care Siapkan Konser Band Besar dan Film Lo Jual Gue Beli Tayang 2025.

Gambar
  Haidar Alwi Care, yang dikenal dengan aktivitas sosialnya, siap membuat gebrakan besar di tahun 2025. Selain merencanakan konser musik raksasa yang akan diadakan di Jakarta, Haidar Alwi sebagai Eksekutif Produser bersama Sari Nenti sebagai Produser juga tengah menyelesaikan produksi film Lo Jual Gue Beli. Film ini akan segera rampung dan siap tayang di bioskop seluruh Indonesia. Dalam wawancara, Haidar Alwi mengungkapkan bahwa dunia hiburan dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan sosial. "Melalui Haidar Alwi Care, kami ingin memberikan lebih dari sekadar hiburan. Produksi film seperti Lo Jual Gue Beli dan beberapa film kisah nyata lainnya bertujuan untuk menginspirasi masyarakat melalui cerita yang bermakna," ujar Haidar Alwi. Film Lo Jual Gue Beli sendiri telah memasuki tahap akhir syuting dan segera dapat dinikmati oleh penonton di bioskop seluruh Indonesia. Sari Nenti, Produser film ini, turut mengungkapkan rasa antusiasmenya. "Proses syuting hampir se...

Haidar Alwi: Pertemuan Megawati-Prabowo Tidak Bermanfaat.

Gambar
Pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai tidak bermanfaat secara politik kecuali PDI Perjuangan bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu disampaikan oleh Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB. "Bahkan mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya karena tidak ada lagi partai politik yang menjadi kontrol kekuasaan jika PDIP bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran," kata R Haidar Alwi, Minggu (15/9/2024). Menurutnya, kalaupun itu terjadi tentu tidak mudah dan tidak gratis. Ada harga yang harus dibayar misalkan sejumlah kursi menteri untuk PDI Perjuangan. Terlebih, PDI Perjuangan merupakan partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPR dan satu-satunya partai yang belum bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. "Dengan kondisi demikian, PDIP berada pada posisi tawar yang lebih tinggi. Apalagi PDIP tahu ba...

Haidar Alwi: Serangan Megawati Justru Membuktikan Kapolri Tidak Bisa Diintervensi.

Gambar
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, 'serangan-serangan' Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri justru secara tidak langsung membuktikan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak bisa diintervensi. "Dalam kurun waktu satu bulan, setidaknya Megawati telah 'menyenggol' Kapolri sebanyak empat kali. Ngebet ingin bertemu Kapolri ketika orang-orang PDIP terseret kasus hukum tapi tidak ditanggapi Kapolri. Artinya bahwa Kapolri menutup akses yang rawan menjadi pintu masuk intervensi penegakan hukum," kata R Haidar Alwi, Minggu (1/9/2024). R Haidar Alwi mencermati, Megawati 'ngebet' ingin bertemu Kapolri setelah ponsel Hasto Kristiyanto disita Penyidik KPK yang berasal dari Polri. Lalu, Staf Hasto melakukan perlawanan dengan melapor ke Bareskrim, Propam Polri hingga ke Komnas HAM. Bahkan, mereka meminta agar Komnas HAM memanggil Kapolri. "Selama jeda waktu yang ada, mungkin saja segala upaya sudah dicoba tapi buntu...