Postingan

Menampilkan postingan dengan label catatan Haidar Alwi

Haidar Alwi: Pertemuan Megawati-Prabowo Tidak Bermanfaat.

Gambar
Pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai tidak bermanfaat secara politik kecuali PDI Perjuangan bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu disampaikan oleh Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni ITB. "Bahkan mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya karena tidak ada lagi partai politik yang menjadi kontrol kekuasaan jika PDIP bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran," kata R Haidar Alwi, Minggu (15/9/2024). Menurutnya, kalaupun itu terjadi tentu tidak mudah dan tidak gratis. Ada harga yang harus dibayar misalkan sejumlah kursi menteri untuk PDI Perjuangan. Terlebih, PDI Perjuangan merupakan partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPR dan satu-satunya partai yang belum bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. "Dengan kondisi demikian, PDIP berada pada posisi tawar yang lebih tinggi. Apalagi PDIP tahu ba...

Haidar Alwi: Hasto Lebih Cocok Jadi Buzzer Ketimbang Sekjen.

Gambar
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai, Hasto Kristiyanto lebih cocok menjadi seorang buzzer ketimbang Sekjen partai politik. Hal itu disampaikan R Haidar Alwi merespon kelakuan Hasto yang dianggap 'menggoreng' pidato Presiden Jokowi lima tahun silam seolah-olah beliau menggunakan penegak hukum untuk mengintimidasi. "Goreng-menggoreng atau memelintir itu biasanya kelakuan buzzer. Dan saya pikir Hasto lebih cocok jadi buzzer ketimbang Sekjen parpol," kata R Haidar Alwi, Minggu (18/8/2024). Menurut R Haidar Alwi, Hasto sengaja hanya memperdengarkan rekaman suara pidato Presiden Jokowi untuk mengelabui media dan masyarakat. Padahal, Hasto mengaku bahwa konten tersebut adalah berupa video. "Untuk menyesatkan media dan masyarakat. Biar sulit dilacak kapan, dimana dan dalam konteks apa diucapkan oleh Presiden Jokowi. Apalagi rekaman berbentuk potongan alias tidak utuh supaya bisa ditafsirkan dan digunakan sesuai keinginan. Dalam hal ini untuk menyer...

Nasehat Spiritual Haidar Alwi: AGAMA SEHARUSNYA ?

Gambar
Nasehat Spiritual Haidar Alwi: Agama seharusnya mengajarkan kita untuk mencintai bukan untuk membenci. Agama apapun mengajarkan untuk mencintai bukan untuk membenci, tetapi sebagian orang yang beragama itu mengajarkan kebencian dan tidak mengajarkan cinta.  Sesama agamanya saja saling benci karena beda paham, beda mazhab, beda gurunya, beda organisasi, beda penafsiran, dll. Diajarkan benci kepada agama lain dengan sebutan kafir, benci kepada ibadah dan tempat ibadah agama lain.  Benci akan perbedaan dan keberagaman. Sepanjang sejarah agama dijadikan alat untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan, sebagai alat untuk memprovokasi, mengadu domba dan memecah belah, sebagai alat untuk mempolitisasi agama demi meraih kekuasaan. Agama seharusnya menjadi alat untuk menyebarkan kebaikan, persaudaraan, cinta kasih dan kemanusiaan. Agama seharusnya bisa berlapang dada, menghargai dan menghormati perbedaan keberagaman, menghormati perbedaan keyakinan. Agama seharusnya rendah hati dan buk...

Haidar Alwi: Jadikan Pancasila sebagai Landasan Beragama Yang Kokoh

Gambar
Pendiri Haidar Alwi Care Dan Haidar Alwi Institute (hai hac), Ir. R. Haidar Alwi, Mt mengatakan bahwa Keragaman agama di Indonesia adalah keniscayaan yang harus dikelola dengan bijak. “indonesia punya jembatan yang menghubungkan berbagai keyakinan agama, yaitu Pancasila. Pancasila dengan sila-sila nya akan mampu membuat persatuan dan kesatuan bangsa ini terjaga.” Kata Ir. R. Haidar Alwi, Mt Pancasila, Lanjut Presiden Haidar Alwi Care, harus dijadikan sebagai suatu pandangan hidup, karena memiliki potensi untuk menjadi dasar beragama yang kokoh dan inklusif.  Menurut Tokoh Toleransi Indonesia Ir. R. Haidar Alwi, MT, Sila pertama Pancasila yaitu, "Ketuhanan Yang Maha Esa", menyiratkan pengakuan akan keberadaan Tuhan sebagai sumber segala kehidupan dan kebijaksanaan.  Namun, sila pertama Pancasila ini tidak mengikat pada suatu agama tertentu, melainkan mengajarkan toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman keyakinan agama.  Oleh karena itu, lanjut Ir. R. Haidar Alwi, ...