Nasehat Spiritual Haidar Alwi: AGAMA SEHARUSNYA ?
Nasehat Spiritual Haidar Alwi:
Agama seharusnya mengajarkan kita untuk mencintai bukan untuk membenci.
Agama apapun mengajarkan untuk mencintai bukan untuk membenci, tetapi sebagian orang yang beragama itu mengajarkan kebencian dan tidak mengajarkan cinta.
Sesama agamanya saja saling benci karena beda paham, beda mazhab, beda gurunya, beda organisasi, beda penafsiran, dll.
Diajarkan benci kepada agama lain dengan sebutan kafir, benci kepada ibadah dan tempat ibadah agama lain.
Benci akan perbedaan dan keberagaman.
Sepanjang sejarah agama dijadikan alat untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan, sebagai alat untuk memprovokasi, mengadu domba dan memecah belah, sebagai alat untuk mempolitisasi agama demi meraih kekuasaan.
Agama seharusnya menjadi alat untuk menyebarkan kebaikan, persaudaraan, cinta kasih dan kemanusiaan.
Agama seharusnya bisa berlapang dada, menghargai dan menghormati perbedaan keberagaman, menghormati perbedaan keyakinan.
Agama seharusnya rendah hati dan bukan mengklaim yang paling benar sendiri.
Agama seharusnya yang dikedepankan toleransi, bijak, dan bukan menghakimi.
Agama seharusnya menjadikan manusia yang beradab, berbudi pekerti dan bukan menjadi biadab dan berkelakuan keji.
Agama seharusnya yang dijunjung tinggi itu toleransi agama, sosial dan budaya dan bukan egoisme dan arogansi.
Agama seharusnya mencerdaskan dan bukan membodohkan, tetapi teryata sebagian malah membodohkan.
Harusnya sadar dan mengerti bahwa Langit dan bumi ini untuk semua orang, untuk semua suku, untuk semua agama dan bukan hanya untuk satu suku dan satu agama saja.
Agama merupakan Rahmat yang semestinya membuat pemeluknya sadar bahwa langit dan bumi ini untuk semua orang.
Tetapi justru sepanjang sejarah hanya sedikit manusia yang berhasil menjadikan agama sebagai Rahmat ( belas kasih/kasih sayang ) kepada sesama tanpa melihat perbedaan.
Agama seharusnya, harusnya sadar bahwa jangan jadikan perbedaan agama untuk saling membenci, bermusuhan, merusak dan menghancurkan.
Agama seharusnya, harusnya sadar bahwa agama tidak mungkin bisa menjadi Rahmat jika dalam beragama bersikap radikal intoleran, benci agama dan tempat ibadah agama lain, kekerasan dan kebengisan menjadi nafasnya.
Agama seharusnya, harusnya sadar dan merasa sangat malu bahwa mulut berteriak agama kami adalah agama Rahmat untuk semesta tetapi untuk menjadi Rahmat untuk diri sendiri saja ternyata sama sekali tidak bisa.
Agama seharusnya, harusnya sadar bahwa jika tidak ada toleransi maka bumi ini tidak pernah aman dan tenang.
Harusnya sadar dan mengerti bahwa langit dan bumi ini untuk semua orang, untuk semua suku, untuk semua agama dan bukan hanya untuk satu suku dan satu agama saja.
Agama seharusnya, harusnya sadar dan dengan suka cita bisa menerima perbedaan dan keberagaman.
Harusnya sadar bahwa :
* Perbedaan itu ketetapan Tuhan.
* Perbedaan itu disetujui hukum alam.
* Perbedaan itu ada agar kita terus menerus berlomba lomba dalam kebaikan.
Langit dan bumi ini untuk semua orang.
Langit dan bumi ini untuk semua suku dan semua agama.
Tuhan tidak pernah mempermasalahkan ada banyak agama di bumi ini, tetapi kenapa ada sekelompok manusia yang merasa sangat beragama mempermasalah kannya ?
Tidak bisa menerima perbedaan dan keberagaman dan mereka ingin di bumi ini hanya ada satu agama saja.
Agama seharusnya menjadi sumber kedamaian dan inspirasi, bukan konflik dan permusuhan.
Agama seharusnya dilahirkan untuk kedamaian bukan untuk kekerasan.
Tetapi dari dulu sampai sekarang sebagian mereka yang beragama tidak membawa kedamaian dan inspirasi, yang dibawa adalah kekerasan, konflik, permusuhan sampai perang.
Mereka tidak pernah tahu agama dilahirkan untuk apa ?
Karena mereka tidak beragama dengan cinta.
Bukan salah agamanya tetapi salah manusianya, karena merekat tidak pernah beragama dengan cinta, mereka menolak agama cinta.
(Tokoh Toleransi Indonesia - Ir. R. Haidar Alwi, Mt)
Komentar
Posting Komentar