Haidar Alwi: Filosofi Santri Untuk Negeri.



Filosofi santri adalah pandangan hidup tentang seluruh sistem kepercayaan dan keyakinan santri. Jika dilihat sejarah, doktrin, ajaran, dan kepercayaan santri, maka setidaknya ada tiga filosofi santri yang paling mendasar. Pertama, santri adalah manusia lahir-batin; kedua, santri adalah manusia sejarah; dan ketiga, santri adalah manusia dunia-akhirat.

1. Santri adalah Manusia Lahir-Batin

Santri disebut manusia lahir-batin karena santri percaya bahwa manusia terdiri dari dua dimensi yang tak terpisahkan, yakni dimensi lahir dan dimensi batin. Dimensi lahir manusia adalah aspek-aspek kehidupannya yang bersifat inderawi, kasat mata, dan logis, seperti intelektual, skill, keterampilan, etos kerja (ikhtiar), prestasi, dll. Sedangkan dimensi batin adalah, hal-hal yang tidak kasat mata atau sama sekali gaib, seperti moralitas dan spiritualitas.

Filosofi seperti ini, tidak mengizinkan santri memandang sebelah mata terhadap aspek-aspek lahiriah, sebagaimana santri tidak boleh mengabaikan aspek-aspek batiniah. Santri dituntut menjadi manusia ideal secara lahir dan batin: secara intelektual dan moral-spiritual; secara etos kerja (ikhtiyâr) dan kepasrahan (tawakkal).

Filosofi seperti inilah yang kemudian menelurkan khittah sistem pendidikan pesantren berorientasi pada dua demensi manusia. Yaitu sistem tarbiyyah yang berorientasi pada aspek batin manusia: moral-spiritual, dan sistem ta’lîm yang berorientasi pada aspek lahir manusia: skill dan intelektualitas. Khittah sistem pendidikan pesantren yang concern terhadap aspek lahir dan aspek batin seperti ini, tentu sangat ideal menjadi pilihan, di saat lembaga-lembaga pendidikan formal hanya concern terhadap aspek lahir manusia belaka. Sayangnya, sejauh ini, belum banyak pesantren yang benar-benar serius merealisasikan idealisme sistem ini, sehingga ketimpangan masih kita saksikan di mana-mana: betapa banyak orang pintar namun jahat dan membodohi umat, orang kaya namun justru memeras rakyat jelata, dan orang berkuasa namun justru berlaku aniaya. Sebaliknya, betapa banyak orang berhati baik, shalih, bertaqwa, namun tidak kaya, tidak berkuasa, tidak cerdas, sehingga tidak mampu berbuat apa-apa yang berarti bagi peradaban.

Peradaban madani membutuhkan manusia-manusia dengan integritas keilmuan lahir-batin: saintis yang agamis, politikus yang religius, pemikir yang ahli dzikir, filsuf yang tasawuf, pakar ekonomi yang islami, ilmuwan yang beriman, budayawan yang budiman, artis yang agamis, hartawan yang zuhud dan dermawan. Semua ini, sejalan dengan filosofi santri dan khittah sistem pendidikan pesantren. Hanya santri yang bisa melakukan!

2. Santri adalah Manusia Sejarah

Santri disebut manusia sejarah karena santri percaya bahwa penciptaan manusia untuk menjalankan misi keTuhanan di muka bumi (khalîfah).


إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً (البقرة : 30)


Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (QS. Albaqarah: 30)

 Sebagai ‘khalifah’ di bumi, manusia diharuskan membangun kemakmuran peradaban bumi dan tidak berbuat kerusakan dalam sejarahnya. Kepercayaan ini mengharuskan santri memiliki pandangan hidup bahwa, santri harus menguasai dan memimpin sejarah peradaban manusia. Sebab tanpa penguasaan dan kepemimpinan, tugas ‘kekhalifahan’ tidak akan berjalan.

Filosofi ini tidak mengizinkan santri menjadi manusia masa lalu (kuno), yang terasing dengan zamannya, dan tidak memiliki prestasi untuk warisan masa depan. Filosofi ini menuntut santri menjadi manusia yang memiliki kearifan terhadap tradisi dan masa lalu, namun tidak terasing dengan zamannya sendiri. Manusia dengan tipikal seperti inilah, yang akan mampu menjadi jembatan transvormatif antar zaman (khalifah). Santri harus mewarisi khazanah masa klasik, dan mampu bersaing di masa kini (modern) secara kompetitif, dan memiliki prestasi sejarah yang bisa diwariskan untuk masa depan.

Inilah yang disebut manusia sejarah, atau putra zaman. Sebuah filosofi yang menegaskan bahwa santri bukanlah manusia yang hanya pintar membanggakan masa lalu, namun terasing dan tak berdaya menghadapi zamannya sendiri. Sebuah kalam syair mengatakan:

لَيْسَ الْفَتَى مَنْ يَقُولُ هَذَا أَبِي * وَلَكِنَّ الْفَتَى مَنْ يَقُولُ هَأَنَا ذَا

Generasi muda bukanlah mereka yang hanya bisa membanggakan leluhurnya (masa lalu), tetapi generasi muda adalah mereka yang sanggup membuktikan prestasi dirinya sendiri (modern).

Filosofi ini pula yang menjadi dasar maqâlah populer yang kerap dikumandangkan di pesantren, namun masih terkesan malu-malu merealisasikan secara konkret. Yaitu:

المُحَفَظَةُ عَلى الْقَدِيمِ الصَّالِح وَالأَخْذُ بِالجَدِيدِ الأَصْلَح

Melestarikan warisasn nilai-nilai tradisional yang baik, dan mengadopsi nilai-nilai modernitas yang lebih baik.

3. Santri adalah Manusia Dunia-Akhirat

Santri disebut sebagai manusia dunia-akhirat karena santri percaya bahwa dunia adalah ladang surga (mazra’ah al-‘âkhirah). Artinya, kehidupan dunia harus di-hasanah-kan agar gemerlap kemegahan duniawi tidak menjadi fitnah bagi manusia, melainkan menjadi sarana dan fasilitas untuk menggapai keselamatan dan keberuntungan ukhrawi.

Filosofi demikian akan menuntut santri memiliki obsesi kesuksesan duniawi (fî ad-dunyâ hasanah) sekaligus kesuksesan ukhrawi (fî al-‘âkhirah hasanah). Filosofi demikian tidak mengizinkan santri hanya menjadi manusia ndunyo bloko ataupun akherot bloko. Karena filosofi itulah, doa Sapu Jagad sangat populer di lingkungan santri:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungi kami dari siksa neraka.

Dengan mengetahui filosofi santri ini, diharapkan santri memahami khittah dan jatidiri santri yang sesungguhnya, sehingga muncul inspirasi-inspirasi untuk merevolusi diri menjadi generasi pesantren yang memiliki rasa percaya diri, obsesi, dan prestasi masa depan yang cemerlang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Sosok Haidar Alwi Yang Sangat Dermawan

Haidar Alwi: Megawati Berupaya Mengintimidasi Kapolri

R. Haidar Alwi Membuka Tournament Golf Haidar Alwi Care Di Sentul Highland Golf Club